Koperasi Merah Putih

Monitoring KNMP di Lombok Tengah dan Lombok Timur, Fokus Percepatan Unit Usaha Nelayan

Program Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong penguatan ekonomi masyarakat pesisir. Hal tersebut tercermin dari kegiatan monitoring, evaluasi, dan pendampingan yang dilaksanakan pada 17–18 Desember 2025 di dua lokasi KNMP, yakni KDKMP Syari’ah Bilelando di Kabupaten Lombok Tengah dan KDKMP Ekas Buana di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Kegiatan kunjungan lapangan ini dipimpin oleh Tenaga Ahli Pemberdayaan Ridha Nugraha bersama Tim Pendamping Program Masyarakat (TPPM), dengan melibatkan pengurus koperasi, pengawas, kelompok nelayan, pemerintah desa, penyuluh perikanan, serta dinas terkait. Kunjungan difokuskan pada monitoring perkembangan kelembagaan koperasi, kesiapan unit usaha, serta sinkronisasi rencana pengembangan usaha dengan kondisi riil di lapangan.

Di KDKMP Syari’ah Bilelando, koperasi telah berbadan hukum dan memiliki struktur organisasi yang lengkap. Sejumlah unit usaha non-perikanan seperti distribusi LPG dan sembako telah berjalan dengan baik melalui penyertaan modal dan investasi pengurus. Namun, untuk unit usaha perikanan seperti pabrik es, cold storage, kios perbekalan, dan sentra kuliner, progres pembangunan fasilitas baru mencapai sekitar 70 persen, sehingga operasional penuh belum dapat dilaksanakan.

Sementara itu, di KDKMP Ekas Buana, kondisi serupa juga ditemukan. Pembangunan fasilitas usaha baru mencapai sekitar 65 persen dari rencana kerja. Meski demikian, kesiapan kelembagaan dinilai cukup baik, dengan partisipasi anggota yang aktif serta komitmen pengurus untuk melakukan penyertaan modal dan investasi usaha setelah fasilitas rampung dan diresmikan.

Ridha Nugraha menjelaskan bahwa keterlambatan penyelesaian bangunan menjadi tantangan utama dalam percepatan operasional unit usaha nelayan. “Pendampingan usaha sangat bergantung pada kesiapan fasilitas. Oleh karena itu, koordinasi dengan pemerintah desa, dinas terkait, dan konsultan pengawas terus dilakukan agar strategi pengembangan usaha tetap realistis dan tepat sasaran,” ujarnya.

Beberapa solusi juga mulai dirumuskan, khususnya terkait penyediaan sumber air tawar untuk operasional pabrik es. Di Bilelando, alternatif pemanfaatan air bor dari program Plan International tengah dikaji, termasuk kemungkinan pengalihan anggaran untuk kebutuhan pipanisasi. Sementara di Ekas Buana, koordinasi dengan PDAM dilakukan untuk menjawab kebutuhan serupa.

Berdasarkan hasil monitoring, prioritas pengembangan usaha di kedua lokasi difokuskan pada unit cold storage, kapal tangkap, waserda, jasa mobil pendingin, serta pengembangan wisata kuliner berbasis masyarakat nelayan. Selain itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan pengelolaan usaha juga menjadi agenda tindak lanjut utama.

Melalui kegiatan monitoring dan pendampingan ini, Program KNMP diharapkan mampu mempercepat kemandirian ekonomi nelayan, memperkuat koperasi sebagai motor penggerak usaha, serta menciptakan ekosistem usaha pesisir yang berkelanjutan dan berdaya saing.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *